"Alhamdulillah, Allah mengizinkanku untuk memulai karir di Pertamina." *edisi alim*
Atau
"Gue nggak nyangka banget bisa keterima di Garuda. It's just a priceless gift from you God." *edisi gaul*
Tapi, takdir menuliskan bahwa aku tidak akan pernah menulis status-status itu karena nyatanya aku nggak keterima alias kandas di tahap seleksi, baik itu BPS Pertamina, maupun MT (Management Trainee) Garuda Indonesia. Sakitnya, aku harus melepas dua BUMN tersebut hanya dalam tempo 2 hari. Duuuaaaaaaa... *nada iklan mi*
Well, akan aku sharingkan dulu perjalananku di BPS Pertamina ya. Sewaktu awal lulus kuliah, tepatnya di 18 Februari 2014, aku pun langsung ancang-ancang mencari kerja. Walaupun memang tujuan utama adalah OJK, tapi seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya bahwa niat terbesarku mengikuti tes adalah untuk latihan. Jika diterima, lihat-lihat dulu kontraknya, apakah di dalam kontrak itu ada penalty-nya atau nggak, tahan ijazah atau nggak, berapa besar salary-nya, apa job-desc pekerjaanku di sana, dll. Jika pertimbangan-pertimbangan tersebut cocok denganku maka aku nggak akan keberatan buat sign contract. Tapi kalau nggak cocok, walaupun dinyatakan diterima, aku akan mengundurkan diri. Di sini pun aku sekaligus berterimakasih kepada beberapa perusahaan yang sudah berminat "meminangku" tapi saya juga memohon maaf sebesar-besarnya karena ada ketidak-cocokan dengan isi kontrak yang bapak ibu tawarkan, maka dari itu saya mengurungkan niat untuk menandatangani kontrak tersebut. Hehehe. 😧
Lanjut ya, lulus kuliah intinya ikut-ikut jobfair. Salah satunya adalah di ITS, di mana waktu itu Pertamina lagi buka stan. Wah pikirku asyik nih kalau ada alumni Ekonomi Islam yang bisa kerja di Pertamina. Atau at least bisa lolos dalam beberapa tahap di Pertamina saja sudah jadi kebahagiaan tersendiri. Ya sudah, aku pun langsung beraksi.
"Mbak, ini cara daftarnya bagaimana ya?"
"Masnya jurusan apa ya?"
"Saya Ekonomi Islam mbak." *nada polos*
"Coba lihat ini mas." *sambil nunjukin brosur* "Ada nggak jurusan mas di daftar ini?"
"Mmmm... nggak ada mbak." *nada polos + melas*
"Ya sudah kalau begitu."
Apa yang kamu rasain kalau jadi aku? Ingin meneteskan air mata? Hiks. Ya begitulah. Sayang di sana nggak ada tissue. Kalaulah mungkin mbaknya mau mengusap air mataku, langsung tumpah air mata ini. Sayang, itu pun hanya khayalan tingkat tinggi. Hahaha.
Selang sekitar 4 atau 5 bulan kemudian ternyata di buka kembali rekrutmen BPS Pertamina. Tapi kali ini beda, daftarnya lewat internet di websitenya pertamina. Aku masih penasaran, masak iya sih jurusan Ekonomi Islam dilarang masuk Pertamina. Apa kita ini teroris yang sewaktu-waktu bisa membahayakan Pertamina? Hahaha. Untuk menuntaskan rasa penasaraku itu akhirnya aku pun memberanikan diri mendaftar via website. 😧
Tak disangka ternyata Pertamina kemudian memanggilku untuk mengikuti tes tahap selanjutnya yakni Psikotes. Itu artinya, walaupun jurusan Ekonomi Islam tidak terdapat dalam list jurusan yang dibutuhkan oleh Pertamina, tapi bisa aja kok lolos. Ini lah mental bonek ala ala arek suroboyo yang mestinya kalian para pembaca yang budiman juga miliki. Hehehe.
Tes Psikotes diadakan di ITS. Tepatnya gedung apa lupa. Pokoknya begitu aku datang, aku bertemu sahabatku di SMA Negeri 5 Surabaya (smala) yang juga satu fakultas denganku, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Namanya Febrian Pratama, alias pitik (panggilan kesayangan sejak SMA). Hanya saja Pitik ada di jurusan Akuntansi, aku di Ekonomi Islam. Begitu bertemu Pitik, dia langsung nanya ke aku,
"Uda bawa map kuning kan?"
"Map kuning apa tik?"
"Lho kan lupa ya?"
"Loh syaratnya harus map kuning ya?"
"Iya to. Ini aku bawa 2. Satu buat kamu nggak papa."
"Wuaaaaah. Makasi tik."
Alhamdulillah aku dan Pitik pun akhirnya lolos dari tahap psikotes. Masuk ke tahap Bahasa Inggris. Tempat tesnya masih di tempat yang sama dengan tahap psikotes. Pada tahap ini saya pribadi tidak terlalu merasa kesulitan karena yang dites adalah kemampuan Bahasa Inggris yang mana jenis tesnya adalah TOEIC, jadi relatif mudah menurutku.
Yang tidak mudah adalah menunggu hasil tes Bahasa Inggris ini. Kalau tidak salah sih sekitar sebulan lebih. Baru kemudian aku dipanggil untuk datang ke Kantor Pertamina di Jagir Surabaya guna melakukan interview user.
Inilah tahap paling menarik dari berbagai tahap di Pertamina. Hehehe. Kenapa menarik? Let's check it out!
Di Interview user ini aku ditempatkan di Direktorat Marketing and Trading Pertamina. Waktu itu yang meng-interview aku ada dua orang. Satu orang HRD kelihatannya, dan satunya lagi adalah Vice President.
Sang VP terlihat sangar kawan. Dengan kumis tebal diatas bibirnya, badan subur khas para bos besar, serta tatapan mata yang aduhaaaai, pokoknya bikin yang nggak punya mental kuat langsung nervous seketika.
Di awal-awal interview, aku masih menikmati obrolan dengan beliau berdua. Yang banyak tanya dan ngobrol memang bapak VP, termasuk nantinya yang akan menghebohkan ruangan interview ya beliau ini hehe. Heboh kayak gimana? Udah ga sabar ya. Oke langsung to the point ke momen-momen heboh.
Di tengah-tengah interview, beliau (VP) bertanya,
"Kata orang kan Pertamina ini sarangnya korupsi, gimana sikapmu kalau menemui fenomena seperti itu (korupsi)?"
"Begini pak, sejujurnya saya nggak bisa nge-judge kalau Pertamina ini sarangnya korupsi karena saya belum pernah masuk dan melihat langsung di dalam Pertamina seperti apa..."
Beliau langsung memotong
"Oh, nggak kok. Itu kan kata orang. Jadi gimana sikapmu?"
"Baik pak. Kalau memang nantinya saya masuk Pertamina, dan menemui hal semacam itu, saya tidak langsung menegur atau mengingatkannya pak, karena style saya bukanlah orang yang gampang ngomong ini haram, ini kotor, ini nggak boleh. Jadi langkah pertama saya adalah mencoba mendekat dengan mereka. Ngobrol yang enak. Bahkan kalau bisa jadi teman buat mereka. Kalau sudah jadi teman enak pak mau ngingetin. Sambil bercanda pun bisa, dan ini menurut saya jauh lebih efektif."
Bapak VP pun terlihat sumringah
Hehehe. Pasti ada dari sebagian yang geleng-geleng ya baca dialog di atas. Tapi tunggu dulu, masih ada momen yang lebih heboh lagi nih. Apalagi waktu si VP nanya sebuah pertanyaan yang aku tahu cuma di Pertamina aku ditanya seperti ini. Nih ya simak baik-baik pertanyaan dari sang VP yang super duper bikin hati dan pikiran bergerak tak menentu.
"Jadi gini mas, ini kita kan ada di Direktorat M&T, pastinya kita sering menghadapi customer yang mintanya aneh-aneh. Kalau ada customer yang mau tanda tangan kontrak, tapi dia maunya tanda tangan di tempat karaoke dan minta dibawain cewek. Gimana dong?"
Glek! Pertanyaan macam apa ini. Sumpah. Aku kayak nggak bisa mikir denger pertanyaan macam itu. Tapi aku coba menenangkan diri dan menjawab,
"Gitu ya pak. Kalau tempat karaokenya sih tidak jadi masalah buat saya pak karena saya juga beberapa kali karaoke bareng teman-teman saya. Cuma ya minta ceweknya itu pak. Hehe. Mungkin aku akan jawab ke customer itu sambil bercanda, nggak mau saya bawain apel atau roti gitu aja ta pak. Kalau cewek, wah, mohon maaf saya nggak bisa bawain."
Hahaha. Kita tertawa bersama.
"Loh mas, tapi mas tau nggak, kalau customer kita ini lagi pada posisi butuuuuuuuuuuh bangeeeeeet. Dia sudah lamaaaaa nggak ketemu istrinya. Jadi gimana dong?"
Eh busyeeeet. Masih dilanjutin aja pertanyaannya. Lebih ngeri lagi. Tapi aku nggak kehabisan akal buat jawab,
"Yah, kalau kasusnya seperti itu, mungkin saya hanya bisa memberi tempat rekomendasi saja pak. Kalau untuk mendatangkan atau membawa cewek mohon maaf saya tidak bisa. Tapi andai kata nantinya saya tidak berjodoh dengan customer tersebut, saya yakin bahwa saya akan mendapatkan customer yang jauh lebih besar dan tidak pakai minta cewek. Hehehe."
Jawaban itu rasanya jadi pukulan telak banget buat sang VP. Aku jadi di atas angin, merasa itulah jawaban terbaik yang tidak akan mengundang pertanyaan susulan. Tapi sang VP tidak kehabisan amunisi. Dia masih punya pertanyaan balasan ternyata, seperti ini
"Eh, tapi kalau customer kita itu adalah customer terbesar yang pernah ada. Kita nggak mungkin dapat customer lagi yang paling besar selain dia. Udah mentok paling gede, dan dia masih minta cewek. Gimana dong?"
Wow wow wow. Ini naga-naganya beliau ingin lihat idealismeku sejauh mana. Hehe. Dan pastinya dia akan sangat alergi dengan orang yang idealis 100%. Ya sudah akhirnya aku jawab gini,
"Wah. Kalau memang seperti itu, saya pastinya tidak bisa memutuskan sendiri pak. Saya harus berkonsultasi, rapat, dan berkoordinasi dengan seluruh tim yang menangani customer tersebut. Di situ saya tetap akan berjuang bagaimana agar customer tersebut mau deal dengan kita, tanpa kita membawakannya cewek. Tapi jika hasil rapat, diskusi, dsb akhirnya memutuskan untuk tetap mengikuti dan memenuhi keinginan customer tersebut maka saya akan ikut dengan mereka. Karena yang butuh makan nggak cuma saya pak, mereka pastinya juga butuh kan. Dan customer ini pastinya sangat bernilai bagi perusahaan."
This is the end of questions regarding girl and customer. Hahaha. Alhamdulillah. Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan berbagai macam pertanyaan lain yang relatif normal.
Nah, di akhir interview, sebenarnya aku tidak diberi kesempatan buat bertanya. Tapi aku masih kepikiran soal tiket pesawat yang sudah aku pesan ke Jakarta karena kebetulan besoknya, aku harus ke Jakarta guna mememuhi panggilan tes MT Garuda. Sebelumnya aku mengikuti berbagai macam rangkaian tes Garuda dan sempat dipanggil ke Jakarta untuk interview, presentasi, dan mengerjakan beberapa simulasi. Alhamdulillah hasil dari Jakarta itu, aku dinyatakan lolos dan diminta untuk ke Jakarta lagi. Untuk itu aku beli tiket pesawat yang kebetulan hari dan tanggalnya sama persis dengan medcheck Pertamina ini jika aku dinyatakan lolos interview user. Jadi pengumuman hasil interview user akan langsung didapatkan peserta hari itu juga. Untuk itu aku bertanya pada mereka,
"Begini pak, ini bukannya saya GR ya kalau saya pasti lolos interview kali ini. Cuma yang saya dengar, andaikata saya lolos interview kali ini akan langsung diadakan medcheck besok ya pak?"
"Iya benar. Kenapa mas?"
"Nah kebetulan saya besok ada agenda ke Jakarta pak dan sudah beli tiket."
"Ada acara apa mas?"
"Nikahannya saudara saya pak *alibi*"
"Saudara apa?"
"Sepupu."
"Ya sudah kalau begitu mas putuskan sekarang, mau medcheck besok atau pergi ke Jakarta."
"Saya pilih ke Jakarta pak."
"Lho kenapa?"
"Karena saudara saya cuma nikah sekali pak."
"Oh ya sudah kalau gitu. Padahal saya sangat mengharapkan anda. Cuma kalau pilihan anda seperti itu ya silahkan."
Jujur jawaban itu terlontar begitu saja. Mungkin karena aku sudah merasa nggak sreg dan nggak feel karena pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang menurutku horor. Jadi inilah cerita kenapa aku tidak berjodoh dengan Pertamina.
Malamnya setelah dinyatakan tidak lolos dengan Pertamina, aku berusaha keras untuk mempersiapkan dengan sebaik-baiknya tes di Jakarta dengan Garuda. Sampai-sampai semalaman aku nggak tidur. Tapi namanya lagi-lagi tidak berjodoh, paginya ketika aku dan adekku ke bandara, ternyata aku dinyatakan ketinggalan pesawat. Aku sudah nggak bisa lagi check in karena sudah terlambat sekitar 10 menit. Hehehe.
Semoga cerita ini memberi pelajaran bagi kita semua khususnya penulis. Walaupun ini bukan cerita yang happy ending tapi aku harap tetap dapat memberikan manfaat dan inspirasi buat kalian para pembaca yang budiman. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat salah kata, salah ketik, salah sangka, maupun salah-salah yang lain. Hehe. Jika terdapat kebaikan, semua itu datangnya dari Allah SWT.
Saya akan sangat senang jika dapat ngobrol, keep in touch, berkomunikasi dan menjalin silaturahim dengan segenap pembaca. Anda dapat menghubungi saya via
Email: mohammadvitrho@yahoo.com
Facebook: Mohammad Vitrho
Twitter: @MVitrho
Line: mohammadvito
Anda luar biasa sekali bung, proud of u :D
ReplyDeleteHahaha bisa saja bung Eko ini. Anda lebih luar biasa!
DeleteSaya salut dengan anda, bisa lolos sana sini. Kalau saya masih belum memiliki keberanian untuk mengikuti tes-tes tersebut. Karena ketidak percayaan diri -_-
ReplyDeleteIya mas Ulil Amri. Nggak masalah. Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing. Semoga Mas Ulil Amri dipilihkan oleh-Nya pilihan yang terbaik. Amin.
DeleteHai kak, thanks ya tulisannya sgt informatif :D aku mau tanya biasanya BPS pertamina dibuka sekitar bulan apa ya? Trus apa itu berlaku buat semua anak perusahaannya atau beda anak perusahaan beda periode lg? Thanks..
ReplyDeleteHai Andriyani Pratiwi. Thanks sudah mau berkunjung dan berkomentar di blogku ya. Hehe
DeleteSeinget saya sih BPS PERTAMINA tahun 2014 buka dua kali ya. Bulan Februari dan Oktober kalau nggak salah. Cuma untuk 2015 dan tahun depan saya nggak terlalu ngikutin, jadi kurang tahu pasti.
Yang saya lamar waktu itu juga hanya PERTAMINA saja, bukan anak perusahaannya. Tapi denger-denger sih, bisa jadi ketika kamu daftar BPS PERTAMINA, trus diterima, bisa ditempatkan di anak perusahaannya. Tapi saya kurang tahu pasti ya soal itu, hanya dengar-dengar saja.
Rejeki ga kemana mas vito, semoga diberi kemudahan dan tempat yang jauh lebih baik dari 2 perusahaan diatas. amin.
ReplyDeleteAmin. Rejeki emang nggak ke mana om hehe. Asal terus ikhtiar dan berdoa
DeleteSemangat mas!
ReplyDeleteYap yap yap! Thanks :)
Deletemas vito saya add line nya ya..jadi tertarik buat sharing
ReplyDeleteBoleh :)
DeleteMas jurusannya ga ada di list terus ngisi list jurusannya apa mas? Ekonomi?
ReplyDeleteHeheheee. You made it, Bro!!! Semoga sukses selalu
ReplyDeleteSaya bacanya sambil ketawa sendiri tapi sangat menginspirasi :)
ReplyDeleteSkrg kerjanya dimana mas?
Semoga sukses selalu ya..
Saya akan sangat merekomendasikan layanan pendanaan meridian Le_ kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan keuangan dan mereka akan membuat Anda tetap di atas direktori tinggi untuk kebutuhan lebih lanjut. Sekali lagi saya memuji diri sendiri dan staf Anda untuk layanan luar biasa dan layanan pelanggan, karena ini merupakan aset besar bagi perusahaan Anda dan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan seperti saya. Semoga Anda mendapatkan yang terbaik untuk masa depan. Layanan pendanaan meridian adalah cara terbaik untuk mendapatkan pinjaman yang mudah, di sini ada email .. lfdsloans@lemeridianfds.com Atau bicaralah dengan Bpk. Benjamin Di WhatsApp Via_. 1-989-394-3740
ReplyDeleteTerima kasih telah membantu saya dengan pinjaman sekali lagi dalam hati yang tulus, saya selamanya berterima kasih.